- Teknik Kamera dan Audio : Mengatur sudut kamera, fokus, pencahayaan, serta memastikan audio yang jernih sangat penting dalam tayangan live. Semua harus diperhatikan agar hasil tayang terlihat profesional.
- vMix untuk Live Production : Di sini, vMix menjadi “senjata” utama siswa. Dengan software ini, mereka bisa mengatur transisi, menambahkan overlay, menggabungkan beberapa sudut kamera, hingga melakukan live editing. Memahami fungsi vMix membuat mereka bisa mengolah acara layaknya profesional!
Tuesday, October 29, 2024
Friday, October 25, 2024
Menciptakan Budaya Positif untuk Pembelajaran yang Aman dan Nyaman Berdasarkan Filosofi Ki Hadjar Dewantara.
1. Mengaplikasikan Ing Ngarso Sung Tulodo – Memberi Contoh di Depan
2. Membangun Semangat Belajar Melalui Ing Madyo Mangun Karso – Membangkitkan Semangat di Tengah
3. Mendorong Kemandirian dan Keberanian Melalui Tut Wuri Handayani – Memberi Dukungan di Belakang
4. Membentuk Rasa Aman Melalui Pendekatan Personal dan Kasih Sayang
5. Memfasilitasi Budaya Positif Melalui Aktivitas yang Menyenangkan dan Bermakna
Kesimpulan
MENGADOPSI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
(Foto Diskusi Inspiratif : Kolaborasi Antar Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran)
Sebagai seorang guru SMK yang mengajar di jurusan Broadcasting dan Perfilman, saya selalu mencari cara untuk menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam praktik pendidikan sehari-hari. Dalam perjalanan saya sebagai Guru Penggerak, saya merasakan pentingnya mendalami asas pendidikan yang beliau ajarkan, terutama dalam konteks pendidikan di Jawa Barat.
Ki Hadjar Dewantara menggarisbawahi perbedaan antara pendidikan dan pengajaran. Pendidikan (opvoeding) bertujuan untuk menuntun kekuatan kodrat anak, membantu mereka mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai individu dan anggota masyarakat. Sementara itu, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari pendidikan yang lebih berfokus pada penyampaian ilmu. Dengan memahami filosofi ini, saya berusaha menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mengedepankan pengembangan karakter dan kepribadian siswa.
Dalam
praktiknya, saya menerapkan prinsip Ing Ngarsa Sung Tulada dengan
memberikan contoh konkret dalam pembelajaran. Misalnya, saat membahas teknik
produksi video, saya menunjukkan hasil kerja nyata dan berbagi pengalaman
langsung di lapangan. Saya juga berusaha Ing Madya Mangun Karsa dengan
memotivasi siswa untuk berkolaborasi dalam proyek grup, memupuk rasa percaya
diri dan tanggung jawab mereka. Dan sebagai pendidik, saya berperan dalam Tut
Wuri Handayani, memberikan dorongan dan dukungan untuk membantu siswa
menemukan potensi terbaik dalam diri mereka.
Melalui
artikel ini, saya berharap dapat berbagi refleksi dan pengalaman yang saya
alami dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Ini adalah
langkah nyata dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, yang
tidak hanya fokus pada hasil akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter
dan budi pekerti siswa.
Dengan
mengintegrasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya percaya bahwa kita dapat
menciptakan ruang belajar yang lebih inklusif dan mendukung pertumbuhan siswa
secara utuh, sesuai dengan semangat merdeka belajar.
Ditulis oleh : Mardas Lobel Arafat, ST.