Blog ini sedang dalam perbaikan

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi Admin. Terimakasih.

Blog ini sedang dalam perbaikan

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi Admin. Terimakasih

Blog ini sedang dalam perbaikan

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi Admin. Terimakasih

Blog ini sedang dalam perbaikan

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi Admin. Terimakasih

Blog ini sedang dalam perbaikan

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi Admin. Terimakasih

Tuesday, October 29, 2024

DI BALIK LAYAR : SERUNYA KERJASAMA SISWA DALAM PRODUKSI ACARA LIVE YOUTUBE DENGAN VMIX

(Foto Live Streaming : Tayangan Live Streaming di TV SMKN 1 Tasimalaya)

Produksi acara langsung di YouTube bukan sekadar “tekan tombol dan tayang” – ada banyak hal menarik di balik layar yang memerlukan koordinasi, kreativitas, dan keterampilan teknis tingkat tinggi! Di sini, kita akan mengulas bagaimana para siswa bekerja sama dalam produksi acara live, mulai dari persiapan hingga tayangan di kanal YouTube, menggunakan software andalan mereka, vMix.

1. Persiapan Awal : Perencanaan yang Matang Adalah Kunci!
Persiapan adalah fondasi dari segala hal dalam produksi acara. Di tahap ini, siswa merancang rundown acara dan naskah yang akan memandu jalannya penayangan. Dengan rundown yang jelas, semua tim tahu kapan harus berpindah segmen, kapan musik harus dimainkan, atau kapan kamera harus berganti. Setiap kru punya peran khusus, seperti operator vMix, teknisi audio, dan tim kamera, yang semua punya tanggung jawab besar di belakang layar.

2. Mengasah Keterampilan Teknis : Dari Kamera hingga vMix
Menghasilkan tayangan berkualitas tinggi tidak lepas dari penguasaan teknis yang solid. Berikut beberapa elemen yang mereka kembangkan :
  • Teknik Kamera dan Audio : Mengatur sudut kamera, fokus, pencahayaan, serta memastikan audio yang jernih sangat penting dalam tayangan live. Semua harus diperhatikan agar hasil tayang terlihat profesional.
  • vMix untuk Live Production : Di sini, vMix menjadi “senjata” utama siswa. Dengan software ini, mereka bisa mengatur transisi, menambahkan overlay, menggabungkan beberapa sudut kamera, hingga melakukan live editing. Memahami fungsi vMix membuat mereka bisa mengolah acara layaknya profesional!
3. Kerjasama: Komunikasi Efektif, Acara Sempurna
Koordinasi antar divisi adalah nyawa dari sebuah acara live yang sukses. Semua anggota tim saling terhubung dengan headset agar instruksi dapat diterima secara real-time, mulai dari operator kamera hingga tim vMix. Smooth banget, kan? Saat acara berlangsung, komunikasi yang baik memastikan semua bekerja secara harmonis tanpa kendala.
(Foto Video Operator : Proses Live Streaming Melalui Vmix)

4. Streaming YouTube : Tayang Langsung di Kanal Dunia
Tantangan makin seru karena acara ini langsung disiarkan di kanal YouTube. Mengatur kualitas streaming yang stabil dan bebas lag menjadi prioritas. Mereka pun belajar mengatur resolusi, frame rate, dan audio, sehingga penonton YouTube bisa menikmati tayangan dengan mulus. Tim juga mengecek live chat, membuat pengalaman penonton lebih interaktif dan hidup.

5. Mengatasi Tantangan Teknis : Siap untuk Segala Situasi!
Dalam dunia produksi acara live, kendala teknis bisa muncul kapan saja. Tapi justru di sinilah keahlian dan kerjasama tim diuji. Siswa belajar untuk sigap mengatasi masalah seperti kendala audio, kualitas jaringan, atau gangguan pada software vMix. Tidak hanya itu, mereka juga harus menjaga time management agar acara berjalan sesuai jadwal – yang tentunya penting untuk acara live!

6. Evaluasi Pasca-Acara : Belajar dari Pengalaman
Setelah acara selesai, tiba saatnya evaluasi. Tim berkumpul untuk meninjau hal-hal yang berjalan baik dan bagian yang bisa diperbaiki. Review dari audiens YouTube juga sangat membantu untuk meningkatkan kualitas tayangan berikutnya. Ini menjadi momen penting bagi siswa untuk belajar dari pengalaman dan menyempurnakan keterampilan mereka dalam produksi.

7. Tanggung Jawab dan Profesionalisme : Mengasah Sikap Siswa dalam Produksi 
Sikap profesional dalam produksi sangat penting karena setiap detail akan memengaruhi hasil akhir dan pengalaman audiens. Bagi siswa, pengalaman ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga mengasah rasa tanggung jawab dan disiplin. Dengan demikian, mereka siap menghadapi dunia kerja di bidang produksi dengan keterampilan teknis dan sikap yang profesional.

Oleh : Mardas Lobel Arafat, ST.
Share:

Friday, October 25, 2024


Menciptakan Budaya Positif untuk Pembelajaran yang Aman dan Nyaman Berdasarkan Filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Budaya positif dalam pendidikan sangat penting untuk membangun lingkungan yang mendukung perkembangan siswa. Dalam lingkungan seperti ini, siswa merasa aman dan nyaman dalam belajar, yang memungkinkan mereka mengeksplorasi potensi diri tanpa rasa takut. Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, mengajarkan filosofi yang sangat relevan dalam pembentukan budaya positif, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Filosofi ini menekankan pentingnya peran pendidik dalam membimbing dan mendukung siswa dengan penuh kasih sayang.

Artikel ini akan menguraikan langkah-langkah konkret untuk menerapkan budaya positif di sekolah, sehingga siswa bisa belajar dengan penuh semangat dan mencapai hasil optimal.

1. Mengaplikasikan Ing Ngarso Sung Tulodo – Memberi Contoh di Depan
Sebagai pendidik, kita memiliki peran penting sebagai panutan. Melalui tindakan yang positif, seperti menghargai pendapat siswa, bersikap jujur, dan berdisiplin, guru dapat memberi contoh sikap dan perilaku yang patut ditiru.

Contoh Praktis : Guru dapat mulai dengan cara sederhana, seperti konsisten datang tepat waktu dan memperlakukan setiap siswa dengan adil. Ini menunjukkan kepada siswa bahwa disiplin dan rasa hormat adalah fondasi dari pembelajaran yang efektif.

2. Membangun Semangat Belajar Melalui Ing Madyo Mangun Karso – Membangkitkan Semangat di Tengah
Di dalam kelas, penting bagi guru untuk menjadi pendorong semangat bagi siswa. Dengan cara ini, siswa merasa didukung untuk berani mencoba dan tidak takut gagal. Lingkungan kelas yang positif ini dapat dibangun dengan menciptakan aktivitas kelompok, memberikan umpan balik konstruktif, dan mendorong kreativitas siswa.

Contoh Praktis : Saat siswa bekerja dalam kelompok, guru bisa berperan sebagai fasilitator, membantu mereka menyelesaikan masalah sambil membangun suasana yang inklusif dan kolaboratif. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dan memperkuat keterampilan sosial mereka.

3. Mendorong Kemandirian dan Keberanian Melalui Tut Wuri Handayani – Memberi Dukungan di Belakang
Di tahap ini, guru berperan sebagai pendukung, memberikan dorongan agar siswa berani mengambil keputusan dan menjadi mandiri. Dalam lingkungan yang suportif, siswa lebih percaya diri untuk menyampaikan ide, mengekspresikan diri, dan belajar dari kesalahan.

Contoh Praktis : Berikan siswa kesempatan untuk mengerjakan proyek yang sesuai dengan minat mereka. Biarkan mereka merancang proyeknya sendiri, sementara guru memberikan arahan seperlunya. Hal ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kemandirian siswa.

4. Membentuk Rasa Aman Melalui Pendekatan Personal dan Kasih Sayang
Pendidikan berbasis kasih sayang adalah kunci utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman. Ketika siswa merasa didukung secara emosional, mereka akan lebih terbuka untuk belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Contoh Praktis : Guru dapat mengadakan sesi refleksi atau diskusi ringan dengan siswa, mendengarkan keluhan atau aspirasi mereka. Dengan mendekatkan diri secara personal, siswa merasa diperhatikan dan lebih nyaman dalam belajar.

5. Memfasilitasi Budaya Positif Melalui Aktivitas yang Menyenangkan dan Bermakna
Aktivitas yang interaktif dan relevan membuat siswa lebih antusias dalam belajar. Sebagai contoh, belajar dengan pendekatan project-based learning atau menggunakan metode permainan dalam pengajaran.

Contoh Praktis : Guru dapat menyelenggarakan lomba kecil terkait materi pelajaran atau melakukan simulasi kasus nyata yang memungkinkan siswa bekerja dalam tim. Kegiatan ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menyenangkan tetapi juga memperkuat rasa solidaritas antar siswa.

Kesimpulan
Menerapkan budaya positif yang mendukung kenyamanan dan keamanan dalam belajar adalah investasi besar dalam pendidikan. Dengan menerapkan filosofi Ki Hadjar Dewantara, pendidik dapat menjadi sosok yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang berani, mandiri, dan penuh kasih sayang. Budaya positif yang kita bangun hari ini akan menjadi dasar bagi siswa untuk berkembang dan sukses di masa depan.
Share:

MENGADOPSI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

(Foto Diskusi Inspiratif : Kolaborasi Antar Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran)

Sebagai seorang guru SMK yang mengajar di jurusan Broadcasting dan Perfilman, saya selalu mencari cara untuk menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam praktik pendidikan sehari-hari. Dalam perjalanan saya sebagai Guru Penggerak, saya merasakan pentingnya mendalami asas pendidikan yang beliau ajarkan, terutama dalam konteks pendidikan di Jawa Barat.

Ki Hadjar Dewantara menggarisbawahi perbedaan antara pendidikan dan pengajaran. Pendidikan (opvoeding) bertujuan untuk menuntun kekuatan kodrat anak, membantu mereka mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai individu dan anggota masyarakat. Sementara itu, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari pendidikan yang lebih berfokus pada penyampaian ilmu. Dengan memahami filosofi ini, saya berusaha menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mengedepankan pengembangan karakter dan kepribadian siswa.

Dalam praktiknya, saya menerapkan prinsip Ing Ngarsa Sung Tulada dengan memberikan contoh konkret dalam pembelajaran. Misalnya, saat membahas teknik produksi video, saya menunjukkan hasil kerja nyata dan berbagi pengalaman langsung di lapangan. Saya juga berusaha Ing Madya Mangun Karsa dengan memotivasi siswa untuk berkolaborasi dalam proyek grup, memupuk rasa percaya diri dan tanggung jawab mereka. Dan sebagai pendidik, saya berperan dalam Tut Wuri Handayani, memberikan dorongan dan dukungan untuk membantu siswa menemukan potensi terbaik dalam diri mereka.

Melalui artikel ini, saya berharap dapat berbagi refleksi dan pengalaman yang saya alami dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, yang tidak hanya fokus pada hasil akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan budi pekerti siswa.

Dengan mengintegrasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya percaya bahwa kita dapat menciptakan ruang belajar yang lebih inklusif dan mendukung pertumbuhan siswa secara utuh, sesuai dengan semangat merdeka belajar.

 

Ditulis oleh : Mardas Lobel Arafat, ST.
Share:

Definition List

Definition list
Consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.
Lorem ipsum dolor sit amet
Consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Alamat Kami

SADRAMMEDIA

Jl. Letkol Basir Surya

Lawang Condong Rt/Rw 002/001

Kel. Setianagara Kec. Cibeureum

Kota Tasikmalaya (46196)

Prov. Jawa Barat - Indonesia

Pages

Support

Ingin membuat Undangan yang Menarik, Terkini dan Berbeda?

Kami akan membuatkannya yang terbaik untuk Anda!

1. Undangan Berbasis Image Digital

2. Undangan Berbasis WEB

3. Undangan Berbasis Video Animasi

Hubungi Kami langsung Disini !